Jika diantara kita belum begitu mengenal Desa Palapasang, maka kami dari
Jelajah Rimba Sekayam (Jeram) beserta Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam (Gempa)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Tanjungpura
(Untan) Pontianak, akan membawa anda menjelajahi dari sudut pandang masyarakat
sosial bagaimana kehidupan dan kesejahteraan disana setelah Indonesia merdeka
hingga hari ini. Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia
yang ke-68 tahun 2013, Jelajah Rimba Sekayam (Jeram) ikut dalam memperingati
perayaan tersebut di Desa Palapasang, Kecamatan Entikong yaitu wilayah terdepan
negeri ini yang berbatasan langsung dengan negara tetangga (Malaysia). Kegiatan
peringatan hari kemerdekaan tersebut diselenggarakan oleh Gerakan Mahasiswa
Pecinta Alam (Gempa) Fisipol Untan.yang kemudian melakukan serangkaian kegiatan
sosial bagi masyarakat setempat. Secara geografis, Desa Palapasang terletak pada
wilayah administratif Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, atau berbatasan
langsung dengan negara tetangga Kuching (Sarawak Malaysia).
Riam Benyawai Menuju Desa Palapasang
Jalur Satu-satunya Menuju Desa Palapasang, Kecamatan Entikong
Adapun akses
satu-satunya menuju desa tersebut adalah melalui jalur sungai, yaitu sungai
Sekayam dengan jarak tempuh bervariasi, jika musim penghujan atau debit sungai
tinggi maka jarak tempuh mencapai 3 jam perjalanan, namun jika debit sungai
rendah atau pada musim kemarau, maka jarak tempuh menjadi 4 atau 5 jam
perjalanan, hal ini dipicu oleh jalur yang ekstrim dengan banyak melalui riam
serta mendangkalnya sungai. Bagi masyarakat setempat, hal tersebut bukanlah
masalah meski terkadang satu sisi akan menjadi persoalan. Masyarakat yang mayoritas
mengandalkan hasil pertanian ini memang sangat bergantung pada debit sungai,
karena musim kemarau dapat menghambat terjualnya hasil pertanian mereka ke kota
kecamatan Entikong. Namun demikian masyarakat yang memiliki akses terdekat ke
Malaysia ini dapat menempuh waktu 2 jam perjalanan melalui perbukitan dan jalan
setapak, menembus tapal batas dua belah negara. Palapasang merupakan daerah
yang subur, sangat cocok untuk pertanian melihat geografis wilayah yang berada
dibawah pegunungan Panrisen Jaya atau lebih dikenal oleh Malaysia sebagai
puncak Borneo, meski demikian kehidupan masyarakat tergolong sederhana dan
bersahaja. Bantuan-bantuan pemerintah telah mencapai pedesaan ini, seperti
bantuan PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hydro), Air minum bagi masyarakat dari
pegunungan yang dialiri ke rumah-rumah warga dan tersedianya Pos Kesehatan dari
Puskesmas Kecamatan Entikong serta berdirinya Sekolah Dasar Negeri (SDN).
Kesulitan bagi masyarakat yang sangat menghambat bagi pembangunan adalah akses
menuju Desa atau sebaliknya (menuju kota Kecamatan) mengingat satu-satunya
andalan yang dapat ditemuh adalah sungai Sekayam dimana memiliki banyak riam
dan sebagai jalur ekstrim bagi masyarakat. Tidak ada pilihan lain untuk tidak
melewati jalur tersebut, dengan ini masyarakat berharap pemerintah dapat segera
membuka akses darat yang mana dapat ditempuh tidak terlalu jauh dan ekstrim.
Kepulangan Tim Ekspedisi
Hampir setiap tahunnya Desa Palapasang menerima sebanyak 300 daftar tamu yang
hadir, ini dilihat dari data yang dimiliki oleh Kepala Dusun Palapasang yang
disampaikan pada tim Gempa Fisipol Untan dan Jeram yang bertandang kerumah
beliau. Dengan kepentingan yang berbeda, dari kegiatan mahasiswa hingga lembaga
lainnya, jelas Palapasang merupakan daerah yang memiliki daya tarik tersendiri
bagi masyarakat luar, kearifan lokal budaya setempat menjadi daya tarik
masyarakat luar. Hal-hal seperti pendidikan, kesehatan, akses menuju desa mesti
menjadi prioritas pembangunan disana, sehingga pencapaian serta kesejahteraan
dapat terukur pada wilayah lain. Hal yang sangat memprihatinkan saat ini adalah
hak untuk mendapatkan pendidikan bagi anak-anak yang ada di desa tersebut, hal
ini diungkapkan oleh Kepala Dusun Palapasang bahwa ketidakhadiran para pendidik
menjadi hambatan bagi siswa, minat belajar sangat tinggi namun guru-guru sering
tidak hadir.
Permainan Dalam Rangka Hari Kemerdekaan Bersama Siswa Sekolah Dasar Palapasang
Dari enam guru yang mengabdi disana hanya dua atau satu orang saja
yang mengajar dengan pengawasan 6 ruangan. Jelas ini tidak efektif, meski tokoh
msayarakat beserta orang tua murid telah berupaya mendatangi Dinas Pendidikan
Entikong, namun hal ini tidak begitu direspon, buktinya saat tim Ekspedisi
bertandang ke desa tersebut masih ditemukan guru-guru yang tidak hadir,
terlebih lagi Kepala Sekolah yang hanya datang setiap akhir bulan saja. Bagaimana
nasib pendidikan bagi anak-anak disana jika terus seperti ini. (dj)