Terjadinya
berbagai bencana di Negeri ini merupakan suatu musibah yang memang harus kita
hadapi dan menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi kita, dimana beberapa
tahun terakhir ini bahkan hitungan bulan tiap daerah di Negeri ini mengalami
bencana yang bermacam-macam dan berbeda-beda salah satunya adalah bencana tanah
longsor dan banjir bandang.
Terkadang hal tersebut kita anggap murni karena faktor alamiah, namun perlu kita ketahui bahwa bencana-bencana tersebut terjadi lebih banyak karena campur tangan manusia yang cenderung pada kepentingan sepihak dengan tidak memikirkan pihak lain. Peningkatan bencana terus terjadi dari tahun ke tahun, dan dari bulan ke bulan, tapi kita terus hadapi, bahkan banyak saudara-saudara kita yang hilang tempat tinggal dan anggota keluarga akibat musibah tersebut, namun yang sudah menjadi langganan adalah musibah banjir. Banjir adalah dari curah hujan yang tinggi hanya terjadi beberapa waktu. Banjir adalah suatu fenomena alam yang jamak di muka bumi ini. Secara umum, ketika sebuah resapan air tidak lagi mampu meresap curah hujan yang turun ke permukaan sehingga mengakibatkan volume air sungai meluap terlebih lagi apabila di bagian hulu terjadi hujan yang cukup lebat maka potensi terjadinya banjir cukup tinggi. Namun curah hujan adalah salah satu faktor pemicu saja. Dalam kurun waktu satu bulan dua kali bencana banjir terjadi terhitung pada tanggal 11 Januari 2009 dan 30 Januari 2009 di empat kecamatan pada kabupaten Saggau yaitu Kecamatan Entikong, Sekayam, Beduai, dan Kecamatan Kembayan yang sempat memutuskan jalur transfortasi darat akses langsung ke perbatasan. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial Kabupaten Sanggau langsung menurunkan bantuan berupa perahu karet untuk proses evakuasi di daerah yang terkena dampak serta tenda untuk pengungsi. Begitu juga pada organisasi kepemudaan (OKP) Jelajah Rimba Sekayam (Jeram) yang dulu bernama Kelompok Pecinta Alam (KPA) Rajawali yang juga menurunkan tim relawan nya untuk proses membantu evakuasi banjir, dan tergabung dalam posko yang dibentuk oleh Pemerintah Desa (pemdes) bersama Muspika Sekayam. Peristiwa ini terjadi diakibatkan air Bah yang datang dari hulu Sekayam DAS (Daerah Aliran Sungai) dengan intensitas yang sangat tinggi. Bencana banjir lebih banyak disebabkan oleh salah kelola hutan yang mana banyak beralih fungsi pada perkebunan berskala besar, juga dengan adanya eksploitasi Lingkungan yang tidak memihak kepada pelestarian alam, namun bencana-bencana tersebut bisa kita minimalisirkan dampaknya dengan lebih memerhatikan lingkungan dan etikanya. (Dj)
Terkadang hal tersebut kita anggap murni karena faktor alamiah, namun perlu kita ketahui bahwa bencana-bencana tersebut terjadi lebih banyak karena campur tangan manusia yang cenderung pada kepentingan sepihak dengan tidak memikirkan pihak lain. Peningkatan bencana terus terjadi dari tahun ke tahun, dan dari bulan ke bulan, tapi kita terus hadapi, bahkan banyak saudara-saudara kita yang hilang tempat tinggal dan anggota keluarga akibat musibah tersebut, namun yang sudah menjadi langganan adalah musibah banjir. Banjir adalah dari curah hujan yang tinggi hanya terjadi beberapa waktu. Banjir adalah suatu fenomena alam yang jamak di muka bumi ini. Secara umum, ketika sebuah resapan air tidak lagi mampu meresap curah hujan yang turun ke permukaan sehingga mengakibatkan volume air sungai meluap terlebih lagi apabila di bagian hulu terjadi hujan yang cukup lebat maka potensi terjadinya banjir cukup tinggi. Namun curah hujan adalah salah satu faktor pemicu saja. Dalam kurun waktu satu bulan dua kali bencana banjir terjadi terhitung pada tanggal 11 Januari 2009 dan 30 Januari 2009 di empat kecamatan pada kabupaten Saggau yaitu Kecamatan Entikong, Sekayam, Beduai, dan Kecamatan Kembayan yang sempat memutuskan jalur transfortasi darat akses langsung ke perbatasan. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial Kabupaten Sanggau langsung menurunkan bantuan berupa perahu karet untuk proses evakuasi di daerah yang terkena dampak serta tenda untuk pengungsi. Begitu juga pada organisasi kepemudaan (OKP) Jelajah Rimba Sekayam (Jeram) yang dulu bernama Kelompok Pecinta Alam (KPA) Rajawali yang juga menurunkan tim relawan nya untuk proses membantu evakuasi banjir, dan tergabung dalam posko yang dibentuk oleh Pemerintah Desa (pemdes) bersama Muspika Sekayam. Peristiwa ini terjadi diakibatkan air Bah yang datang dari hulu Sekayam DAS (Daerah Aliran Sungai) dengan intensitas yang sangat tinggi. Bencana banjir lebih banyak disebabkan oleh salah kelola hutan yang mana banyak beralih fungsi pada perkebunan berskala besar, juga dengan adanya eksploitasi Lingkungan yang tidak memihak kepada pelestarian alam, namun bencana-bencana tersebut bisa kita minimalisirkan dampaknya dengan lebih memerhatikan lingkungan dan etikanya. (Dj)