Kegiatan hari bumi di SMA Negeri 1 Sekayam, melibatkan siswa dan dewan guru dalam aksi penanaman di sekolah.
Kecamatan
Sekayam sendiri yang masih memiliki hutan sebagai hutan resapan air maupun
sebagai memperkuat ketahanan tanah terhadap curah hujan yang turun perlu kita
lestarikan keberadaan nya sehingga fungsi hutan dapat bekerja secara optimal. Menghawatirkan ketika hutan tak lagi mampu
berfungsi dengan baik, karena kita semua akan merasakan dampak yang diakibatkan
oleh kerusakan hutan itu sendiri. Menurut Ketua Kelompok Pecinta Alam (KPA) Rajawali,
Kecamatan Sekayam mengatakan bahwa perubahan iklim yang terjadi itu disebabkan oleh
pemanasan Global atau sering disebut dengan Global Warming, masyarakat kita
telah mengetahui Global Warming pada umumnya, namun pemicu Global Warming
sendiri masih kurang untuk dipahami apa penyebabnya. Global Warming yang salah
satunya disebabkan oleh kerusakan hutan dan kurang pedulinya kita terhadap
lingkungan menyebabkan kita harus siap menerima bencana yang datang secara
tiba-tiba, masalah tersebut perlu menjadi perhatian kita bersama masyarakat
yang masih peduli terhadap kerusakan hutan yang terjadi terus melakukan
aksi-aksi untuk mengembalikan fungsi hutan dengan menanam kembali pohon pada
bagian hutan yang telah gundul sebagai bukti kepedulian terhadap lingkungan dan
menyikapi kerusakan hutan saat ini yang terjadi. Untuk kita mengembalikan
fungsi hutan belum terlambat solusinya adalah menanam kembali pohon pada lahan
yang telah gundul dan terus lakukan penghijauan agar fungsi hutan kembali
normal. Kita berharap masyarakat tergerak hatinya untuk melakukan gerakan
penyelamatan hutan. Melalui momentum peringatan hari bumi se-dunia yang jatuh
pada tanggal 22 April setiap tahunnya, dengan ini kita nyatakan bersama untuk melakukan sebuah
pergerakan yang nyata terhadap bumi, termasuk penyelamatan hutan dan ekosistem
yang ada. Dengan melalui satu orang menanam 1 pohon sudah sangat membantu dan
merupakan langkah nyata bagi penyelamatan bumi ini ungkapnya. (dj)